JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar hukum tata negara Saldi Isra menolak secara halus rekomendasi Forum Rektor Indonesia yang meminta dirinya untuk maju sebagai kandidat Pimpinan KPK. Saldi mengatakan, ia masih memiliki tanggung jawab yang tidak bisa ditinggalkan sebagai akademisi.
"Dalam konteks penyelamatan bangsa, terus terang saya tertantang. Tapi saya ini kan baru saja dikukuhkan sebagai guru besar. Tidak elok rasanya kalau saya kemudian meninggalkan tanggung jawab itu," kata Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Andalas ini saat dihubungi lewat telepon, Kamis (10/6/2010).
Saldi menjelaskan, tugas sebagai Pimpinan KPK ataupun menjadi pengajar di perguruan tinggi sama-sama memiliki tanggung jawab yang tidak ringan. Dia mengatakan, pilihan mana pun yang diambil tetap merupakan sebuah pengabdian. "Menjadi guru besar ini pun sebuah pilihan. Sama-sama mengabdi. Kalau saya kemudian di KPK, sayang kalau kemampuan saya tidak disalurkan kepada mahasiswa," tutur dia.
Lebih lanjut, Saldi juga mengapresiasi atas rekomendasi Forum Rektor yang menyebutkan dirinya layak dan pantas untuk memimpin KPK. "Tapi saya kira masih ada banyak calon-calon lain yang juga bagus untuk menjadi Ketua KPK," tandasnya.
Seperti yang telah diberitakan, Forum Rektor Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai calon-calon yang dianggap layak dan pantas untuk maju sebagai calon Pimpinan KPK. Selain Mahfud, empat sosok lainnya, yaitu anggota Wantimpres Jimly Ashidiqie, pakar hukum tata negara Saldi Isra, pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana, dan Ketua Komisi Yudisial Busro Muqqodas
Sumber:http://nasional.kompas.com/read/2010/06/10/16053220/Saldi.Isra.Pilih.Jadi.Dosen
.
